Nasib Dari Patrice Evra

Ketika Nice sedang berkutat dan bertarung untuk memperebutkan posisi pertama agar mampu dipromosikan ke Ligue 1 perancis, Patrice Evra mampu menggelontorkan gol pertama sekaligus terakhirnya untuk Nice pada pertandingan berita bola terakhir mereka dan berhasil membawa tim yang nantinya diperkuat oleh mario balotelli ini menang dengan skor akhir tipis empat tiga ketika berhadapan melawan Laval yang sepertinya sering sekali menjadi musuh bebuyutan mereka. Tuaian positif Patrice Evra ini juga agaknya aneh lantaran walaupun berposisi sebagai penyerang atau sayap, namun ia kerap gagal mencetak gol bagi timnya foto egy maulana makin digilai kaum hawa.

Kemenangan Nice atas Laval dengan skor akhir empat tiga tersebut mampu menempatkan mereka di posisi ketiga klasemen akhir ligue 2 Perancis, dan membuat klub berita bola indonesia yang satu ini dipromosikan ke Ligue 1 Perancis untuk pertama kalinya sejak terakhir kali mereka bermain dikasta sepakbola negara menara eiffel tertinggi itu di tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh kemarin. Capaian membanggakan ini tentu saja tidak lepas dari seorang pemain mereka yang lahir di Senegal dan besar di Perancis, Patrice Evra, seorang pesepakbola yang kerap membuka peluang bagi timnya ketimbang mencetak gol.



Lantaran performanya yang sangat apik dalam mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau, pemain sepakbola yang lahir tanggal lima belas bulan Mei tahun seribu sembilan ratus delapan puluh satu ini mendapatkan penghargaan berita bola dunia sebagai salah satu dari sebelas pemain sepakbola terbaik yang merumput di Ligue 2 Perancis untuk masuk ke tim terbaik kala itu dan ia tidak mengisi posisi penyerang atau sayap melainkan bek sayap kiri. Hal ini sangat ironis mengingat ia tidak setuju untuk dipasangkan diposisi tersebut namun prestasinya jauh lebih baik ketimbang sebagai ujung tombak allianz arena sebagai markasnya.

Pada musim sepakbola berikutnya, Patrice Evra sendiri langsung diangkut oleh rival Nice pada laga derby de la cote d'azur yang bernama AS Monaco. AS Monaco sendiri sekarang ini telah menjelma menjadi salah satu tim sepakbola yang sangat menakutkan tidak hanya di Ligue 1 Perancis saja namun juga Eropa dan dunia walau mereka belum sehebat Paris Saint Germain, Real Madrid, Barcelona, atau bayern munchen. Akusisi atau pengambil alihan klub ini oleh raja minyak dari daratan timur tengah sangat berpengaruh lantaran kucuran dana yang sangat besar kerap digelontorkan untuk mendatangkan pemain hebat seperti Radamel Falcao.



Walaupun saat itu Patrice Evra ingin bermain pada posisi sayap kiri lagi, pelatih AS Monaco kala itu Didier Deschamps mengatakan bahwa pemain sepakbola yang nantinya memperkuat manchester united, juventus, dan marseille ini lebih baik mengisi posisi bek sayap kiri saja. Sungguh malang sekali nasib dari Patrice Evra ini namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa ada perbedaan tipis antara cinta dan benci, lama - lama pemain yang memiliki tinggi seratus tujuh puluh empat sentimeter ini nantinya jatuh cinta dengan posisi bek sayap kiri dan ia berubah menjadi pemain kelas dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Tunai Jerih Payah Casino

Pengemban Tugas Bandar Online Kasino

Polis Asuransi Member Casino Online